Monday, November 24, 2008

MENONTON FILM KARTUN


Akhir – akhir ini banyak sekali aksi penculikan anak – anak. “Karena itulah saya selalu melarang anak – anak saya keluar dari rumah”, kata bu Ari di sebuah acara arisan sore itu. Luar rumah menjadi semakin tidak aman bagi anak – anak. Wajar jika banyak orang tua yang merasa khawatir jika mereka membiarkan anak – anak mereka bermain di luar rumah.
“Apa anak – anak bisa diam jika di dalam rumah? Anak – anak saya selalu bikin rumah seperti kapal pecah kalo mereka bermain di dalam rumah lho jeng?!” Tanya bu Ira. “Gampang, puterin aja film kartun. Mereka pasti diam. Duduk anteng melihat televisi”, bu Ari menjawab dengan semangat. Semua ibu – ibu mengiyakan. Benar juga ya. Bukankah televisi memang dibuat untuk konsumsi anak –anak?
“Tapi ibu – ibu,” kini bu RT yang angkat bicara “Film kartun bukannya aman bagi anak – anak kita. Cobalah ibu – ibu sekali – sekali melihat film – film kartun itu. Pasti isinya tidak jauh – jauh dari kekerasan dan takhayul. Jarang ada film kartun yang baik. Film kartun seperti ini akan membuat anak – anak kita menirunya tanpa sadar. Dan ini berbahaya.”
“oh iya ya” ibu – ibu itu mengiyakan sambil berpandang – pandangan satu sama lain.
“Kalau begitu, bagaimana solusinya bu RT?”
“Mari kita biasakan diri kita membaca dan menyuruh anak – anak kita agar gemar membaca. Membaca jauh lebih aman daripada menonton televisi. Tapi bukan berarti bermain di luar rumah tidak penting lho ibu – ibu. Karena bermain dengan teman sebaya akan membantu mengembangkan kehidupan sosial anak.”

0 comments:

Post a Comment